Wahai para hakim yang agung
Para koruptor yang bebas
Para pencuri kecil dengan hukuman berat
Lihatlah hukum di negeri ini!
Hukum seperti pisau
punya dua mata
Satu mata yang tumpul untuk koruptor
Satu mata yang tajam menyayat untuk rakyat
Yang tumpul amat tumpul
Terkena nadi takkan mati
Terkena leher takkan putus
Takkan terasa bila kau tebas
Tapi yang tajam amat tajam
Laksana Arkidam
Belum menyayat nadi
Tapi serasa akan mati
Wahai para pemimpin di negeri ini
Lihatlah! Lihatlah!
Cepat bangun
Dari tidur panjang di Senayan
Dari tidur nyenyak dirapat rakyat
Kami membayarmu bukan untuk tidur
Tapi untuk mengadilkan hukum
Hukum yang tak jujur
Tak sejalan dengan jalur
Wahai para sobat sesama rakyat
Kapankah hukum kita akan adil?
Bila amanah tak pernah tersampaikan
Bila aspirasi selalu menjauh dari kenyataan
Kapan hukum kita adil?
Kapankah hukum kita hanya punya satu mata?
Kapan? Kapan?
Kapan kita punya satu mata?
Satu mata yang tajam menyayat urat
Tak peduli urat rakyat atau konglomerat
Semua tebas, tiada yang bebas
Semua sama di mata hukum
Biar koruptor jerah
Terkena pisau Arkidam
Tanpa pandang bulu
Tapi kapan bisa adil?
Bila yang agung
Doyan money
Mudah disuap konglomerat
Kapan hukum kita adil?
Mungkin, mungkin takkan pernah bisa
Karena pemimpin sudah jauh dari rakyat
Tapi dekat dengan laknat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar